Serba Serbi Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo Mulai Lempar Kambing hingga Lanjut Bersih-bersih Sampah

- 24 Juni 2024, 07:04 WIB
Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo.
Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo. /Instagram @lingkarmalang/

MalangTerkini.com – Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo digelar mulai tanggal 21 Juni 2024 hingga usai tanggal 23 Juni 2024. Ada aneka macam serba serbi unik yang tampak saat upacara tersebut digelar.

Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo pada tanggal 21 dan 22 Juni 2024 hanya untuk kalangan warga Tengger dan tertutup untuk umum. Sementara tanggal 23 Juni 2024 dibuka untuk masyarakat yang juga ingin melakukan upacara Kasodo selain warga suku Tengger.

Ada aneka macam hal yang terjadi terkait upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, menjadi sangat unik karena menjadi salah satu tradisi leluhur yang dilestarikan secara turun temurun oleh warga setempat.

Baca Juga: Kondisi Bromo Terkini: Kebakaran Gunung Batok Berhasil Dipadamkan, Petugas Beri Peringatan Ini

Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo

Upacara adat ini adalah ritual yang dilakukan oleh masyarakat beragama Hindu terutama suku Tengger di gunung Bromo, Jawa Timur. Yadnya Kasada merupakan upacara persembahan atau sesajek yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur yang dilakukan setiap hari ke-14 bulan Kasodo.

Upacara ini dilakukan di Pura Luhur Puten di kaki Gunung Bromo saat tengah malam hingga dini hari. Ritualnya berdoa meminta kesejahteraan dan keamanan bagi masyarakat sekitar terutama suku Tengger, sekaligus memilih dan mengangkat tabib atau dukun masing-masing desa yang ada di sekitar gunung.

Masyarakat suku Tengger masih percaya bahwa upacara ini akan memberikan keberkahan rezeki berlimpahnya hasil pertanian, peternakan dengan menjaga keharmonisan antara alam, nenek moyang dan Tuhan.

Serba Serbi Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo

1. Setelah malam hari dilakukan upacara adat, pagi hingga siang hari diikuti dengan mempersembahkan hasil bumi yang dimiliki oleh warga suku Tengger. Berbagai macam hasil bumi dilemparkan ke kawah gunung.

2. Aneka macam hasil bumi dilempar ke kawah setelah dibacakan matra-mantra atau doa-doa untuk mendapatkan keberkahan hasil bumi yang berlimpah di musim panen berikutnya.

Halaman:

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah