Yadnya Kasada, Apa Itu? Upacara Khas Masyarakat Tengger di Gunung Bromo, Sekaligus Angkat Dukun Baru

- 22 Juni 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi. Arti Yadnya Kasada, upacara khas masyarakat tengger di gunung Bromo.
Ilustrasi. Arti Yadnya Kasada, upacara khas masyarakat tengger di gunung Bromo. /Instagram/Informasi_wisatamalang/

MalangTerkini.com – Gunung Bromo mulai tanggal 21 Juni 2024 lalu sudah ditutup dari berbagai pendakian masyarakat umum untuk mempersiapkan gelaran Upacara Yadnya Kasada oleh masyarakat suku Tengger.

Yadnya Kasada sendiri digelar pada tanggal 21 hingga 24 Juni 2024, jika masyarakat ingin menyaksikan dan mengikuti ritual ini diperbolehkan terbuka untuk umum tanggal 23 dan 24 Juni 2024 di kaki Gunung Bromo.

Gunung Bromo ini terletak di wilayah Kabupaten Probolinggo dengan ketinggian sekitar 2.392 meter di atas permukaan laut. Beberapa waktu lalu telah diumumkan oleh Ketua Pemerintahan Pasuruan Parisada Hindu Ohharma Indonesia (PHDI) melalui surat edarannya Nomor 03/POP/06/2024 ter tanggal 04 Juni 2024 tentang Upacara Yadnya Kasada dan Surat Edaran Ketua PHDI. Bupati Probolinggo nomor 404/E/PHDI-KAB/VI/2024.

Baca Juga: Situasi Gunung Bromo Jelang Yadnya Kasada Terbakar Seluas 8 Hektare, Ini Sebabnya

Dalam keterangan tertulisnya, penutupan Gunung Bromo diumumkan mulai Jumat, 21 Juni 2024 pukul 00:00 WIB hingga 24 Juni 2024 pukul 24:00 WIB. Penutupan tersebut dilakukan dalam rangka upacara Yadnya Kasada yang bertujuan untuk membersihkan dan memulihkan kawasan wisata Bromo.

Arti Yadnya Kasada

Menurut laman resmi BPBD Kabupaten Probolinggo, Yadnya Kasada merupakan ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat Hindu suku Tengger di Jawa Timur. Kasada adalah sebuah upacara sesajen atau persembahan kepada Sang Hyang Widhi serta para leluhur yang digelar setiap bulan Kasada hari ke-14 dalam kalender tradisional Hindu Tengger.

Biasanya upacara adat ini digelar di Pura Luhur Poten yang berada di kaki Gunung Bromo pada tengah malam hingga dini hari, dalam upacara adat ini selain untuk berdoa kesejahteraan masyarakat sekitar Tengger juga mengangkat dukun atau tabib di setiap desa pada sekitar Gunung Bromo.

Ritual ini dilaksanakan setahun sekali pada tanggal 21 Juni hingga 24 Juni 2024 (Kasada) menurut penanggalan suku Tengger. Dalam upacara ini, suku Tengger akan mempersembahkan hasil pertanian dan hewan ternak kepada Sang Hyang Widhi beserta leluhurnya dengan cara melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Anggota suku Tengger membawa sesaji sambil mendaki dari kaki Gunung Bromo menuju kawah Gunung Bromo.

Masyarakat suku Tengger percaya dengan menjual hasil pertanian dan peternakan dapat menjaga keharmonisan dengan alam, Tuhan dan nenek moyang. Hal ini akan membawa keberkahan bagi alam semesta dan isinya. Yadnya Kasada terbuka untuk umum dan seluruh masyarakat Tengger dari semua agama pada tangal 23 dan 24 Juni 2024.

Halaman:

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah