Network
MalangTerkini.com - Sebuah peristiwa sejarah yang luar biasa terjadi dalam eksplorasi luar angkasa dengan berdirinya stasiun amatir radio pertama di Bulan, JS1YMG.
Informasi ini diperoleh dari situs resmi American Radio Relay League (ARRL) di arrl.org, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari inisiatif Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dalam misi Smart Lander for Investigating Moon (SLIM).
Pada misi SLIM, dua probe permukaan bulan, LEV-1 dan LEV-2, dilepaskan tepat sebelum mendarat, mengubah paradigma eksplorasi luar angkasa dengan kehadiran stasiun amatir radio di Bulan.
LEV-2 bertugas mengumpulkan data sementara bergerak di permukaan bulan, sedangkan LEV-1, dengan lisensi amatir radio JS1YMG, bertanggung jawab menerima data tersebut.
Baca Juga: NASA Selesaikan Tahap Awal Proyek Pembangunan Reaktor Fisi Nuklir untuk Eksplorasi Bulan
Dilaporkan bahwa LEV-1 telah mengirimkan sinyal Kode Morse pada frekuensi 437,41 MHz sejak 19 Januari 2024. Sinyal ini, dengan menggunakan antena UHF berdaya 1 W dan polarisasi melingkar, membuka peluang baru dalam komunikasi luar angkasa.
Sebelumnya, para operator radio amatir menggunakan teknik Earth-Moon-Earth (EME) atau moon bounce untuk berkomunikasi secara global.
Metode ini mengandalkan pantulan gelombang radio dari pemancar di Bumi yang dipantulkan oleh Bulan dan diterima kembali di Bumi. Namun, JS1YMG membawa dimensi baru dengan menjadi stasiun amatir radio pertama yang beroperasi di Bulan.
Sinyal dari JS1YMG telah berhasil dianalisis dan di-decode, sebagaimana ditunjukkan oleh Daniel Estévez (EA4GPZ) melalui blognya. Meskipun demikian, masih ada ketidakpastian mengenai durasi sinyal tersebut karena SLIM tidak dirancang untuk bertahan selama malam bulan yang berlangsung sekitar 14 hari.
