Tren Ketiak Wanita! Evolusi Norma Kecantikan dan Pengaruh Industri

- 4 Februari 2024, 20:08 WIB
ketiak wanita
ketiak wanita /Pixabay/Nicolagiordano

MalangTerkini.com - Seiring berjalannya waktu, pandangan masyarakat terhadap ketiak wanita telah mengalami transformasi yang signifikan, tercermin dalam evolusi norma kecantikan dan standar sosial. Awal abad ke-20 menjadi saksi peran sentral industri kecantikan dalam membentuk persepsi terhadap ketiak wanita.

Dalam kurun waktu tersebut, pengiklan berperan penting dalam membujuk wanita untuk menghilangkan bulu tubuh, termasuk bulu ketiak, yang diidentifikasi sebagai "tren fashion" baru.

Gaun tanpa lengan, yang memamerkan lengan yang sebelumnya tersembunyi, menjadi katalisator promosi penghilangan bulu sebagai praktik yang diinginkan, menanamkan gagasan bahwa bulu tubuh pada wanita adalah tanda maskulinitas dan kurang higienis.

Pengenalan pisau cukur khusus wanita dan pemasaran produk penghilangan bulu semakin memperkuat norma tampilan bebas bulu sebagai standar yang diinginkan. Sementara itu, iklan kecantikan terus menciptakan standar tidak realistis, memengaruhi wanita untuk mengadopsi praktik penghilangan bulu sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas perawatan diri mereka.

Baca Juga: Jawabannya Ada di Sini! Cara Mudah Pilih Sepatu Wanita Sesuai Bentuk dan Ukuran Kaki!

Evolusi estetika bulu tubuh wanita, yang berubah dari langkah keamanan menjadi perawatan estetika dan bentuk ekspresi diri, mencerminkan kompleksitas norma kecantikan, pengaruh budaya, dan strategi pemasaran industri kecantikan yang terus berkembang.

Namun, dampak industri kecantikan tidak hanya terbatas pada tren, melainkan juga memberikan pengaruh signifikan pada persepsi tubuh wanita secara keseluruhan. Iklan-iklan yang memperlihatkan citra kecantikan yang tidak realistis telah menciptakan tingkat kecemasan yang meningkat dan merendahkan rasa percaya diri di kalangan wanita.

Penggunaan model yang diolah dengan foto dan diperkuat oleh teknologi komputer dalam iklan menciptakan standar kecantikan yang tidak dapat dicapai, menyumbang pada perasaan ketidakpuasan dan ketidakamanan tubuh.

Rasa ini menjadi pendorong bagi wanita untuk terus berusaha mencapai visi ideal tentang keindahan, seringkali menghasilkan perbandingan yang tidak sehat dengan standar yang tidak realistis.

Halaman:

Editor: Lazuardi Ansori


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah