Rekomendasi Wisata Edukasi Malang, Belajar Sekaligus Pulang Bawa Oleh-oleh

- 19 April 2024, 09:05 WIB
Wisata edukasi di kota Malang bisa menjadi tempat belajar sekaligus saat pulang dibawa buat oleh-oleh.
Wisata edukasi di kota Malang bisa menjadi tempat belajar sekaligus saat pulang dibawa buat oleh-oleh. /Instagram @keramikdinoyo/

MalangTerkini.com – Ada banyak wisata edukasi yang bisa disinggahi saat di Malang, sebagai tempat belajar sekaligus dapat dibawa sebagai oleh-oleh.

Kota Malang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai potensi wisata yang cukup bagus, sekaligus terkenal sebagai kota pelajar. Banyak sekali tempat yang menawarkan edukasi untuk segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Kota ini juga bisa disebut sebagai transit wisata karena jika wisatawan datang ke kota Batu dan menuju kabupatennya harus melalui pusat kota.

Baca Juga: Apa Saja Tempat Wisata Edukasi di Malang? Ini Rekomendasi Menarik Khusus untuk Anak

Potensi wisata Malang juga bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan destinasi kuliner dan destinasi buatan, seperti kampung tematik selain wisata kuliner, wisata alam, wisata religi, wisata kota, dan lain sebagainya.

Wisata industri seringkali menjadi salah satu pilihan mahasiswa untuk menghibur diri saat belajar. Biasanya perjalanan tersebut berupa study trip atau penelitian komparatif.

Wisata Edukasi di Malang

1. Kampung Keramik Dinoyo

Terkenal dengan keramiknya sejak tahun 1950an. Asal muasal industri keramik di Malang dimulai pada tahun 1953, ketika berdirinya Lembaga Organisasi Perusahaan Industri di bawah Kementerian Perindustrian (LEPPIN).

Awalnya masyarakat hanya memproduksi gerabah. Namun kemudian lambat laun industri ini meluas hingga mencakup keramik dan pada tahun 1957 mulai muncul kawasan Dinoyo sebagai salah satu sentra industri keramik di Malang. Bahkan saat ini Dinoyo juga dikenal dengan sebutan Desa Wisata Keramik.

2. Sentra Tempe Sanan

Sebagai kota tujuan wisata, sektor UMKM di Kota Malang terus berkembang. Dikenal sebagai salah satu produsen tempe dan olahan tempe terbesar di Malang Raya, Sanan terus berinovasi menghasilkan keripik yang menjadi simbol Kota Malang.

Setiap harinya, sebanyak 17,5 ton kedelai diolah menjadi tempe di Sanan. Setidaknya ada 300 perajin yang bergantung pada pengolahan tempe di Sanan.

3. Kerajinan Cobek Batu Singosari

Sentra industri kreatif lainnya yang masih eksis hingga saat ini adalah kerajinan lesung batu Singosari, Kabupaten Malang.

Meski mulai bermunculan perbaikan alat-alat modern yang dapat menggantikan peran lesung batu, nyatanya masih banyak masyarakat yang menggunakan lesung batu untuk membuat sambal.

Hal inilah yang membuat sentra kerajinan plesteran di Singosari ini tetap hidup, hingga sekarang ini masih ada 50 pengrajin cobek batu yang masih eksis menjalankan usaha pembuatan alat masak tradisional.

4. Sentra Susu Sae Pujon

Wilayah ini terkenal dengan pusat pengolahan susu perahnya. Berdasarkan sejarah, peternakan sapi di Pujon sudah ada sejak tahun 1910 atau pada masa kolonial.

Sejak awal peternakan hanya berfokus pada susu sapi. Tertinggal saat kekuasaan Belanda runtuh pada tahun 1942, Jepang terus beternak sapi di wilayah Pujon, lalu ketika Jepang runtuh, sapi-sapi tersebut dirawat oleh masyarakat setempat.

Namun saat itu, mereka belum mampu memanfaatkan susu yang diperoleh dari sapi dalam perawatannya.
Hingha Akhirnya pada tahun 1962, koperasi Sinau Andandani Ekonomi (SAE) didirikan untuk membantu masyarakat mengembangkan dan memaksimalkan produksi susu dan produk susu.

Itulah wisata edukasi di kota Malang bisa menjadi tempat belajar sekaligus saat pulang dibawa buat oleh-oleh.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah