Network
MalangTerkini.com – Nama Anwar Usman ramai diperbincangkan usai dikeluarkannya keputusan terkait Capres dan Cawapres. Ketua MK tersebut memimpin sidang yang menghasilkan menolak gugatan batas usia.
Sosok ketua MK tersebut juga banyak dikatakan, lantaran merupakan ipar dari Jokowi. Namun, dalam sidang putusan yang dilangsungkan pada Senin, 16 Oktober 2023 ini namanya tidak masuk dalam jajaran hakim yang memutuskan perkara ini.
Hasil dari perkara ini, MK menolak gugatan bahwa usia capres dan cawapres 35 tahun namun, mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian. Terkait dengan hal ini, banyak yang kemudian penasaran dengan informasi dari Anwar Usman, berikut adalah profil hingga harta kekayaan dari Ketua MK tersebut.
Profil Anwar Usman
Pria kelahiran Bima, 31 Desember 1956 ini merupakan lulusan dari PGAN atau Sekolah Pendidikan Guru Agama. Ia kemudian merantau ke Jakarta sebagai guru honorer dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Jakarta bagian Fakultas Hukum.
Ia kemudian mengikuti diangkat menjadi Calon Hakim Pengadilan Negeri Bogor pada 1985. Sosoknya ini mengawali karirnya di Mahkamah Agung menjadi Asisten Hakim Agung pada 1997. Setelah itu, ia menjadi kepala Biro Kepegawaian Mahkamah Agung pada 2003 hingga 2006.
Sosoknya ini menjabat sebagai Kepala Badan Litbang Kumdil Mahkamah Agung pada 2006 hingga 2011. Kemudian ia dilantik menjadi Hakim Konstitusi pada 2016 hingga 2026.
Sosoknya ini pernah menikah dengan Hj Suhada yang kemudian dikaruniai tiga orang anak. Istrinya tersebut meninggal pada 2021 akibat serangan jantung. Pada 2022, ia menikah dengan adik dari Jokowi yaitu, Idayati di Surakarta.
Harta Kekayaan Anwar Usman
Dari LHKPN KPK yang dilaporkannya pada periode 2022 tercatat bahwa harta kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp33.4 miliar yang terbagi dalam beberapa aset. Salah satunya adalah tanah dan bangunan yang senilai Rp5.1 miliar.
Tanah dan bangunan yang dimilikinya ini terdiri dari 31 jenis yang tersebar di berbagai daerah seperti Bima, Bekasi, Lumajang hingga Tangerang Selatan. Beberapa aset tanah dan bangunannya tersebut diklaim sebagai warisan dan hasil sendiri.
