Jokowi Ingin Bangun Istana yang Bukan Peninggalan Kolonial

- 1 Maret 2024, 10:26 WIB
Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi. /dok. PNM/

MalangTerkini.com - Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) bertujuan untuk meneguhkan identitas bangsa Indonesia dengan memiliki bangunan yang bukan merupakan peninggalan kolonial.

"Memang kita ingin memiliki gedung (Istana) Presiden yang bukan peninggalan dari kolonial. Kita bangun sendiri dengan bahan-bahan produk kita sendiri, dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri dan ini akan menimbulkan sebuah kebanggaan, harga diri," kata Presiden Joko Widodo dalam acara peletakan batu pertama gedung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di IKN, Kalimantan Timur, Jumat.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa seringkali tamu-tamu pemimpin negara lain memuji gedung Istana Kepresidenan yang dimiliki oleh Indonesia. Namun, Presiden tidak dapat menyampaikan komentar yang sama karena gedung-gedung Istana yang ada saat ini di Jakarta, Bogor, Yogya, dan Cipanas merupakan peninggalan dari kolonial Belanda.

Lebih lanjut, Presiden menekankan bahwa pembangunan Istana Presiden di IKN adalah langkah penting untuk menunjukkan kemampuan dan keberagaman budaya bangsa Indonesia.

"Dibangunnya gedung Istana di Ibu Kota Nusantara ini adalah sebagai upaya menunjukkan bahwa kita memiliki kebanggaan terhadap kemampuan sendiri yang berkepribadian dalam budaya," tegas Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak masyarakat untuk melihat langsung perkembangan pembangunan IKN dari Gedung Istana Presiden di lokasi tersebut.

"Mungkin yang belum pernah ke IKN, tolong ke Istana dilihat, kita ini, IKN ini seperti apa ke depannya, akan terjadi transformasi seperti apa. Akan kelihatan kalau bapak ibu naik ke tempat tertinggi, di Istana," ujar Presiden.

Meskipun tidak mengetahui apakah masyarakat diizinkan masuk ke lokasi pembangunan, Presiden menyarankan agar mereka mencoba untuk melihat pembangunan tersebut dengan lebih dekat.

"Saya nggak tahu boleh nggak masuk, tapi kalau boleh saya kira semuanya harus melihat dari sana. Saya sudah sering, kalau saya sih boleh kan, tapi belum tentu bapak ibu juga boleh. Tapi saran saya dicoba ke sana, akan kelihatan," ujar Jokowi.

Halaman:

Editor: Amalia Citra Novianantya


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah