205 Kasus Demam Berdarah Dengue di Banyuwangi, 4 Orang Meninggal Dunia

- 23 April 2024, 21:37 WIB
Ilustrasi nyamuk demam berdarah.
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. /Antara/Anis Efizudin/

MalangTerkini.com - Dalam periode Januari hingga 22 April 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mencatat 205 kasus demam berdarah dengue (DBD), yang menyebabkan empat kematian.

Amir Hidayat, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Banyuwangi, menyatakan bahwa jumlah pasien DBD mengalami peningkatan yang signifikan terutama pada bulan April 2024.

"Penambahan kasus DBD per 22 April mencapai 71 pasien. Dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2024, tercatat 134 pasien DBD di Banyuwangi," ujarnya di Banyuwangi, Selasa.

Menurut Amir, peningkatan kasus DBD di Banyuwangi disebabkan oleh faktor cuaca, di mana curah hujan yang tidak menentu menciptakan genangan air sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.

Ada empat kecamatan yang menjadi titik sebaran terbanyak kasus demam berdarah, yaitu Kecamatan Muncar, Srono, Bangorejo, dan Rogojampi.

Dinkes Banyuwangi mencatat total 1.025 kasus infeksi virus dengue, yang dapat menyebabkan tiga jenis penyakit: demam dengue (DD), DBD, serta dengue shock syndrom (DSS).

"Ketiga penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi virus dengue, namun tingkat keparahannya berbeda. DD biasanya lebih ringan dibandingkan DBD, dan DD tidak sampai menyebabkan kematian," jelas Amir.

Dia mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri atau anggota keluarga jika mengalami gejala yang mengarah pada DBD, seperti demam tinggi selama tiga hari, nyeri badan, tubuh lemas, nafsu makan menurun, serta mengalami pendarahan spontan (mimisan, gusi berdarah).

"Jika demam tidak membaik setelah tiga hari, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan trombosit dan hematokrit," tambahnya.

Halaman:

Editor: Amalia Citra Novianantya


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x